![]() |
Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto saat mengunjungi kebun pisang yang dikelola Gapoktan Mandiri Desa Kedungneng, Losari, Jumat (21/7) |
HARIANBERANTAS.CO
- Kementerian Pertanian gencar mendorong penumbuhan dan pengembangan kampung
hortikultura di seluruh Indonesia. Kurun waktu 2021-2022 tercatat 1.660 kampung
buah yang telah diregistrasi Direktorat Jenderal Hortikultura. Salah satunya Kampung
Pisang di Kedungneng, Kecamatan Losari - Kabupaten Brebes. Di desa tersebut
tercatat tak kurang dari 90 hektare hamparan pertanaman pisang yang ditanam
sejak 2021 lalu dengan varietas utama Tanduk Gebyar, Raja Nangka dan Raja Bulu.
Pisang
produksi daerah ini diolah menjadi keripik dan juga dijual segar ke berbagai
daerah seperti Majalengka, Jakarta dan Bandung. Bahkan pisang dari daerah ini
menjadi bahan baku untuk industri kuliner oleh-oleh khas Bandung. Adapun puncak panen pada bulan April dan Mei.
Sementara panen dalam jumlah terbatas berlangsung setiap bulan.
"Khusus
Pisang Raja Nangka asal Losari ini sangat diminati pasar karena rendemennya
lumayan tinggi sekitar 20%, sementara pisang sejenis dari daerah lain hanya
16-18%. Produktivitasnya bisa mencapai
30 ton per hektar dengan harga dintingkat petani Rp 3.500 - 5.500 tergantung
musimnya," terang Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto usai
mengunjungi kebun pisang yang dikelola Gapoktan Mandiri Desa Kedungneng,
Losari, Jumat (21/7).
Dengan
modal sekitar Rp 35 juta per hektare, lanjut Prihasto, petani bisa mendapat
penghasilan Rp 105 juta kotor atau Rp 70 juta per hektare bersih. "Itu
jika lahannya tidak sewa. Kalau sewa masih untung sekitar Rp 55 juta tiap
sekali panen," paparnya.
Prihasto
mengaku senang dan antusias dengan pengembangan kampung pisang di daerah
tersebut. Pihaknya tak henti-hentinya menghimbau agar bantuan yang diberikan
dapat berkelanjutan dan memberi peningkatan kesejahteraan petani.
"Saya
senang petani di sini memanfaatkan bantuan pengembangan kampung pisang yang
diberikan pemerintah. Bangsal olahan juga saya lihat berjalan bagus. Ibu-ibu
mengelola pisang menjadi aneka olahan keripik dan dengan demikian menjadi
penghasilan tambahan. Dinas Pertanian dan petani saya minta mengawal dengan
baik supaya kegiatan posistif ini bisa berkelanjutan," ungkapnya.
Direktur
Perlindungan Hortikultura, Jekvy Hendra yang turut dalam kunjungan menekankan
perlunya sanitasi kebun pisang untuk mengatasi serangan hama dan penyakit.
Banyaknya serangan penyakit pisang diduga akibat kurangnya sanitasi kebun dan
pengaturan keluar masuk kebun oleh petani.
"Sanitasi
ini penting agar tanaman pisang tidak terkena layu fusarium. Kami sarankan agar
petani menggunakan trichoderma dari klinik-klinik PHT yang sudah ada. Penting
untuk membatasi akses keluar masuk ke kebun cukup satu pintu saja untuk agar
bisa ditekan serangan hama dan penyakit terutama jamur dan penyakit yang
terbawa oleh alat-alat atau perlengkapan petani pisang," beber Jekvy.
Ketua
Gapoktan Mandiri Losari, Munaji mengaku senang dengan perhatian pemerintah
khususnya Kementerian Pertanian dalam pengembangan pisang di daerahnya.
"Dari
mulai dari benih, sarana produksi sampai bangsal pengolahan kami dibantu.
Permintaan pasar pisang dari Losari sangat tinggi, sampai kami kewalahan
memenuhinya. Ibu-ibu kelompok wanita tani juga ada kegiatan tambahan mengolah
pisang jadi keripik. Hasilnya lumayan untuk meningkatkan pendapatan
keluarga," pungkasnya senang.