Iklan

Iklan

,

Iklan

Usai Sebut Dinasti Politik, Anies Baswedan Disindir Balik oleh Kubu Lawan

Harian Berantas
Senin, 30 Oktober 2023, 15:20 WIB Last Updated 2023-10-30T08:20:43Z

Anies Baswedan pada saat Munas III di Pondok Pesantren Thoriqoh Syathoriyah, Lumajang, Jawa Timur, Minggu (29/10/23).

HARIANBERANTAS.CO - Baru-baru ini, dalam kunjungannya ke Depok, Jawa Barat, calon presiden Anies Baswedan kembali melontarkan pernyataan kontroversial soal negara milik rakyat, tak sedikit kerabat yang menjadi pencetusnya.
 
“Bapak ibu, kita ingin tidak nepotisme hidup di negeri ini lagi?” kata Anies dalam sambutannya di GDC Depok, Sabtu (28/10), dikutip dari detikcom.
 
Dalam kesempatan itu, Anies mengatakan, tidak jang sampai ada penyelewengan hidup di negeri ini sekaligus menanyakan apakah masyarakat Indonesia ingin kembali ke era nepotisme dan kolusi seperti dulu.
 
"Saya sampaikan kepada semua, kita bergerak bukan hanya untuk perubahan keluarga tapi kita ingin mengembalikan kewarasan di dalam bernegara. Setuju mengembalikan etika dalam bernegara?," ujarnya.
 
Pernyataan tersebut akhirnya mengundang reaksi dari kubu rivalnya. Beberapa tokoh Partai Koalisi Indonesia Maju (KIM) buka suara, seperti Wakil Ketua Umum Gerindra Habiburokhman yang mengamini pernyataan Anies, namun Habiburokhman mengatakan Anies tidak asal mengumbar jargon saja.
 
“Iya tentu setuju bahwa negara ini milik seluruh rakyat Indonesia. Hal tersebut baiknya jangan sekedar jargon saja, tetapi benar-benar diperjuangkan dan diimplementasikan oleh para politisi,” kata Habiburokhman.
 
Ia mengatakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto telah menerapkan prinsip negara adalah milik seluruh rakyat.
 
Menurutnya, KIM yang mengusung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka merupakan jalan tengah untuk mewujudkan negara sejahtera bagi rakyat.
 
Selain Habiburokhman, Golkar pun merespons melalui Kepala Badan pemenangan Pemilu Nusron Wahid.
 
“Iya dari dulun negeri ini memang milik rakyat. Yang berdaulat juga rakyat. Tapi yang memilih pemimpin juga rakyat. Kalau pemimpinnya benar, dapat memajukan bangsa, menyejahterakan rakyat, terus rakyat minta dilanjutkan sama penerusnya, apa rakyat akan disalahkan?” ujar Nusron.
 
Nusron menambahkan, masyarakat Indonesia puas dengan pemerintahan Jokowi. Oleh karena itu, rakyat berharap kepemimpinan Jokowi dapat dilanjutkan oleh putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka.
 
“Yang memiliki (negara) itu rakyat. Kebetulan Pak Jokowi bagus. Berhasil. Rakyat puas. Rakyat sejahtera. Terus rakyat yang minta dilanjutkan oleh Prabowo-Gibran , apa rakyat yang minta dianggap tidak waras?" kata Nusron.
 
“Justeru yang tidak waras itu yang beranggapan pemerintahan yang bagus tidak boleh dilanjutkan, diganti sama yang tidak dan mengumbar janji, ujarnya.(rs).
 

Iklan