Iklan

Iklan

,

Iklan

Hadapi Gorilla Berbahaya, Kementan Kirim Petugas ke lokasi

Harian Berantas
Jumat, 17 November 2023, 10:56 WIB Last Updated 2023-11-17T04:41:17Z

Kementan Kirim Petugas ke lokasi
El Nino Gorilla  sebabkan serangan hama seperti ulat daun dan thrips pada bawang merah.( Foto: Kementan).

HARIANBERANTAS.CO - Indonesia saat ini sedang menghadapi kondisi iklim ekstrim dimana bukan El Nino biasa melainkan memasuki fase El Nino Gorilla yaitu kondisi kekeringan dengan curah hujan di bawah normal dan dapat terjadi hingga awal tahun 2024.
 
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa pihaknya siap dan sigap menghadapi kondisi El Nino Gorilla untuk memastikan ketersediaan pangan selalu aman.
 
"Kita akan bergerak cepat memastikan ketersediaan pangan, khususnya padi, aneka cabai, dan bawang merah serta bahan pangan lainnya. Semua jajaran saya instruksikan turun langsung ke lapangan mengecek dan memastikan kondisi sebenarnya," kata Menteri Amran, melalui keterangan tertulis yang diterima harianberantas.co, Jumat (17/11/23).
 
Menindaklanjuti arahan Menteri Amran, Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto menjelaskan bahwa kondisi ketersediaan pangan khususnya bawang merah dan aneka cabai saat ini masih aman.
 
"Saat ini kondisi bawang merah di lapangan ada yang panen dan bahkan ada yang baru tanam, sehingga pertanaman dan ketersediaan aman. Harga bawang merah di tingkat petani saat ini dikisaran Rp 20.000 - Rp 22.000  Begitu pula untuk aneka cabai. Kondisi lapangan ada yang lagi panen dan tanam. Harga di tingkat petani memang bervariasi khususnya cabai rawit merah di kisaran harga Rp 45.000 - Rp 50.000," kata Prihasto.
 
Prihasto menambahkan bahwa kondisi El Nino Gorilla saat ini memang menjadi salah satu faktor pembatas terkait kondisi pertanaman di lapangan. Beberapa lokasi pertanaman terkena serangan hama seperti ulat daun dan thrips pada bawang merah serta serangan penyakit antraknosa/bercak buah dan virus kuning yang melanda beberapa lokasi penyangga cabai dan bawang merah nasional.
 
"Langkah preventif dan kuratif sudah kita lakukan untuk mengatasi kondisi tersebut, seperti dengan kegiatan gerakan pengendalian sekitar 6.800 Ha, penerapan PHT di 145 kelompok dan penanganan fasilitasi dampak perubahan iklim berupa sumur dalam, sumur dangkal, pompa air, irigasi sederhana, dan pipanisasi. Alhamdulillah masih dapat tertangani dengan baik di lapangan," imbuhnya.
 
Kementan melalui Direktorat Perlindungan Hortikultura langsung bergerak cepat menuju lokasi penyangga bawang merah nasional di Kabupaten Brebes dan Kabupaten Tegal untuk memastikan kondisi lapangan. Hasilnya, bawang merah di Desa Wanasari, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes seluas 280 ha sementara ada yang dipanen dan sebagian lainnya dipanen sekitar 1 (satu) bulan.
 
"Kami temukan juga adanya serangan ulat daun, thrips dan tungau. Pengendalian langsung dilakukan melalui kuratif sekaligus preventif bagi pertanaman yang masih eksisting di lapangan. Pemberian Agen Pengendali Hayati (APH) bekerja sama dengan LPHP wilayah Jateng juga dilakukan untuk menfasilitasi pemberian trichoderma, PGPR  dan likat kuning," ujar Direktur Perlindungan Hortikultura, Jekvy Hendra.(*)


Iklan