Iklan

Iklan

Selasa, 29 Apr 2025

Iklan

Kementan Akan Perkuat Produksi Benih Melalui Program HDDAP pada tahun 2024

Harian Berantas
Sabtu, 04 November 2023, 09:23 WIB Last Updated 2023-11-04T02:26:26Z

Kementan akan melakukan program HDDAP tahun 2024 - 2028 dengan alokasi dana sebesar Rp1,87 triliun.

HARIANBERANTAS - Proyek Pengembangan Hortikultura di Kawasan Kering (HDDAP) yang dikelola Kementerian Pertanian siap dijalankan pada tahun 2024 - 2028 dengan alokasi dana sebesar Rp1,87 triliun.
 
Kegiatan yang dibiayai dari pinjaman Asian Development Bank (ADB) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD) ini berpeluang besar untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan rantai nilai produk hortikultura di Indonesia.
 
“Kami melihat proyek ini sebagai peluang besar untuk meningkatkan produktivitas, kualitas, dan rantai nilai produk hortikultura di Indonesia. Tujuannya adalah agar produk hortikultura Indonesia lebih kompetitif di pasar global. Selain itu sambil memperkuat lembaga-lembaga petani dalam upaya meningkatkan posisi mereka dalam sistem yang berkelanjutan dan dapat dipercaya,” kata Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto dalam siaran tertulis, Jumat (3/11).
 
Prihasto mengatakan proyek HDDAP akan fokus pada pengelolaan lahan kering dengan prinsip konservasi tanah dan air untuk mencegah degradasi lahan yang dapat mengakibatkan lahan menjadi tidak produktif. Dan proyek ini akan melibatkan tujuh provinsi di Indonesia termasuk Jawa Tengah.
 
 “Setidaknya ada dua komoditas yang menjadi fokus pada HDDAP ini yaitu pengembangan kentang industri di Kabupaten Batang dan Wonosobos, serta pengembangkan kampung pisang di beberapa kabupaten, termasuk Batang, Sumenep dan Lumajang,” jelas Prihasto.
 
Menurutnya, kentang industri merupakan komoditas yang biasanya didatangkan dari luar negeri dan digunakan untuk produk olahan dan melalui proyek HDDAP ini para petani akan diberdayakan untuk mengembangkan varietas kentang unggul yang sesuai untuk industri pengolahan. Tujuannya tak lain untuk mengurangi ketergantungan impor kentang industri.
 
Kentang industri merupakan komoditas utama dalam proyek HDDAP.
 
Salah satu contohnya adalah varietas Venturi yang dihasilkan melalui penelitian dalam negeri. Direktorat Jenderal Hortikultura dalam hal ini selaku pengambil kebijakan menekankan pentingnya kerja sama dan sinergi antar pemangku kepentingan.
 
“Proyek HDDAP membawa peluang besar dalam pengembangan kentang industri, sehingga kerja sama dan sinergi antara stakeholder dari produksi benih hingga pemasaran sangat diperlukan. Aspek yang sangat penting dan menarik dari proyek ini adalah penyediaan benih bermutu yang menjadi kunci utama dari realiasi proyek,” kata Direktur Benih Hortikultura, Inti Pertiwi Nashwari.
 
Lebih lanjut Inti mengatakan, proyek HDDAP membutuhkan sekitar 605.798 bibit pisang untuk mengembangkan desa pisang di beberapa kabupaten, antara lain Batang, Sumenep, dan Lumajang.
 
“KBH Salaman akan memainkan peran penting dalam menyediakan benih-benih tersebut. Melalui program HDDAP, KBH Salaman akan diberikan fasilitas sarana produksi benih pisang, penambahan koleksi pohon induk, pelatihan, dan penguatan kelembagaan untuk meningkatkan kapasitas produksi benih pisang,” jelasnya.
 
Pada kesempatan itu, Kepala BBH Jawa Tengah Wilayah Surakarta Aris Munandar pun menyambut baik kesempatan besar tersebut dan menegaskan kesiapan KBTPH Salaman dan KBTPH Kledung dalam menyediakan benih berkualitas untuk mendukung proyek HDDAP.
 
“BBH Jawa Tengah Wilayah Surakarta siap mendukung proyek HDDAP dengan menyediakan benih berkualitas. Dengan fasilitas dan sumber daya manusia yang teruji, kami telah memetakan sesuai spesialisasi kompetensi KBTPH Kledung untuk produksi benih kentang industri dan KBTPH Salaman sebagai produsen benih pisang yang akan digunakan oleh petani yang mendapat alokasi bantuan dari HDDAP,” kata Aris.
 
Sekadar informasi, KBTPH Kledung yang berlokasi di Temanggung - Jawa Tengah ini fokus pada perbanyakan benih kentang mulai dari benih penjenis di laboratorium hingga benih sebar siap pakai yang akan digunakan petani.
 
Dengan fasilitas laboratorium kultur jaringan, screen house dan sumber daya manusia yang memadai, diklaim mampu memproduksi benih penjenis hingga 4.000 – 5.000 botol, 500.000 knol, dan jenis benih G2 50-60 ton per tahun.
 
Sedangkan KBTPH Salaman yang berlokasi di Magelang, Jawa Tengah, merupakan salah satu kebun benih yang bertugas menghasilkan produksi benih pisang berkualitas.
 
Dengan teknik kultur jaringan dan fasilitas laboratorium yang memadai, KBTPH Salaman mampu menghasilkan 100.000 bibit pisang per tahun dengan berbagai varietas sesuai permintaan.
 
Keberhasilan KBTPH Salaman dalam menerapkan ISO 9001:2015 dalam sistem manajemennya menjadikannya salah satu laboratorium kultur jaringan terkemuka di Jawa Tengah. Beberapa varietas kentang unggul seperti Raja Kuning, Kepok, Mas Kirana, dan varietas lainnya telah berhasil diperbanyak.(*)
 

Iklan