Iklan

Iklan

,

Iklan

Kunjungi Kebun Anggur di Palu, Mentan Amran Ajak Petani Smart Farming agar Break Event Point Tercapai

Harian Berantas
Minggu, 05 November 2023, 21:09 WIB Last Updated 2023-11-05T14:09:58Z

Mentan Amran saat berdialog dengan Kelompok Tani Duyu Bangkit di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Minggu (5/11/2021). 2023).

HARIANBERANTAS.CO - Di sela-sela Jambore Penyuluhan Pertanian, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman juga mengunjungi para petani anggur di Kota Palu. Kunjungan ini dalam rangka meningkatkan pengembangan budidaya anggur para petani dengan menerapkan pertanian presisi atau smart farming, sehingga bisa menghasilkan produktivitas dan kualitas buah anggur yang baik, serta kesejahteraan petani meningkat karena buah anggur yang dihasilkan tidak hanya untuk kebutuhan dalam negeri saja, namun harus bisa untuk diekspor.
 
“Saya apresisi petani kelompok tani Dyu Bangkit. Sekarang ini produktif dan sudah berproduksi. Kita tahu Indonesia impor anggur kurang lebih Rp 7 triliun. Ini Sulawesi Tanggara (Sulteng-red) bisa selesaikan impor ini. Saya yakin 5 tahun ke depan bisa diselesaikan. Ini menekan devisa, mensejahteraan petani karena agroklimatnya cocok,” kata Mentan Amran saat meninjau kebun anggur Kelompok Tani Duyu Bangkit di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, Kota Palu, Minggu (5/11/2021). 2023).
 
Amran menjelaskan, semangat budidaya petani anggur di Kota Palu harus ditingkatkan dengan terobosan inovasi pertanian yang dapat meningkatkan produktivitas sehingga break event point (BEP) yang awalnya 3 tahun menjadi 1 tahun. Hal ini dilakukan dengan menerapkan pertanian presisi atau Smart farming.
 
“Tentunya kita bantu juga petani pendampingannya dengan menghadirkan ahlinya. Tadi juga ada permintaan coper, kita bantu juga. Kalau petani untung, nanti petani akan bangkit sendiri untuk ramai-rami tanam. Tapi kalau petani rugi pasti akan berhenti butuh pengawalan perlu,” jelasnya.
 
“Petani anggur di sini semangatnya sudah ada, untungnya ada dan yang perlu produktivitasnya ditingkatkan. Oleh karena itu, saya minta smart farming dengan pertanian presisi diterapkan di petani anggur Kota Palu ini. Ini kami minta tim turun  langsung ke lapangan,” sambung Amran.
 
Dalam kesempatan itu, Ketua Kelompok Tani Duyu Bangkit Saifudin menyampaikan apresiasi atas kunjungan kerja Menteri Pertanian Amran yang segera memberikan apa yang dibutuhkan petani anggur yaitu peningkatan produksi, nilai tambah dan menekan biaya budidaya.
 
Menurutnya, petani anggur di Kota Palu tersebar di 3 wilayah, salah satunya di Kelurahan Duyu yang notabene bukan dari pelaku pertanian, sehingga sangat membutuhkan bantuan inovasi pertanian yang dapat mengembangkan cara budidaya untuk meningkatkan produksi, menekan biaya dan mempercepat waktu BEP atau pengembalian modal.
 
Petani anggur di Kota Palu tersebar di 3 wilayah, salah satunya di Kelurahan Duyu.

“Luas lahan budidaya anggur kelompok kami saat ini 1.000 meter persegi dengan modal yang dikeluarkan Rp350 juta dengan umur budidaya 15 tahun. Panen dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun, hasil panen pertama sebanyak 700 kilogram dengan harga Rp85. per kilogramnya sehingga ada Rp60 juta per panen. Sehingga modalnya sekitar ditahun kedua sampai ketiga,” ujarnya.
 
Saifudin menambahkan, saat ini petani masih menggunakan pupuk NPK mutiara sehingga masih mengeluarkan biaya yang cukup besar. Petani sangat berharap bantuan teknologi pembuatan pupuk organik yang bisa dilakukan sendiri oleh petani, seperti halnya petani di Korea.
 
“Oleh karena itu, kami sangat berterima kasih atas kunjungan Pak Menteri ini yang langsung memberikan bantuan pembuatan pupuk organik dan mesin untuk coper yang dapat meningkatkan produksi anggur. Kami juga sangat senang akan diturunkannya tim pendamping sehingga kami benar-benar bisa menerapkan budidaya anggur  berbasis smart farming,” pungkasnya. (*).
 

Iklan