Iklan

Iklan

,

Iklan

Mangga Garifta Asal Indonesia Akan Sasar Jepang

Harian Berantas
Sabtu, 04 November 2023, 12:05 WIB Last Updated 2023-11-04T05:26:00Z
 
Mangga Garifta. (Foto: ist/ilustrasi)

HARIANBERANTAS.CO - Indonesia semakin dekat dengan peluang besar untuk mengembangkan pasar ekspor mangga, mengurangi ketergantungan impor, dan memperkuat produksi industri kentang lokal. Keberhasilan ini akan membawa manfaat luar biasa bagi petani dan perekonomian Indonesia.
 
Salah satu buah terkaya Indonesia ini semakin menunjukkan potensinya untuk dipasarkan ke luar negeri. Permintaan yang tinggi datang dari negara tujuan seperti Jepang, Korea Selatan, Rusia, Armenia dan Taiwan.
 
Bahkan data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor mangga pada tahun 2022 mencapai 312 ton dengan tujuan utama Singapura, Malaysia, Uni Emirat Arab, dan Qatar.
 
Pada Rapat Koordinasi Percepatan Ekspor Mangga yang digelar di Cirebon, Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman menekankan potensi ekspor mangga Indonesia yang luar biasa.
 
“Indonesia memiliki sumber daya genetik mangga yang sangat beragam dan memiliki keunggulan rasa, warna daging buah dan aroma yang sangat disukai pasar luar negeri, seperti Mangga Gedong Gincu, Gadung 21, Mangga Garifta dan Arum Merah,” kata Liferdi, saat membuka rapat,Kamis (2/11/23).
 
Lebih lanjut Liferdi menjelaskan produksi mangga di Indonesia selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan sebesar 26 persen.
 
Keberhasilan ini merupakan hasil upaya Kementerian Pertanian dalam meningkatkan produksi mangga melalui berbagai strategi, seperti pengembangan kampung mangga, pengembangan agroindustri mangga skala besar, dan proyek luar negeri HDDAP (Horticulture Development in Dryland Area Project) untuk pengembangan hortikultura di lahan kering. Namun masih terdapat kendala yang perlu diatasi terutama dalam mengakses pasar Jepang.
 
“Upaya pemerintah untuk bisa menembus akses ke pasar Jepang telah dilakukan sejak beberapa puluhan tahun yang lalau. Namun sampai saat ini masih belum berhasil. Momok utama permasalahan ini adalah karena lalat buah,” ujarnya.
 
Mengatasi kendala tersebut memerlukan upaya bersama dari berbagai pihak. Untuk itu Direktorat Perlindungan Hortikultura memfokuskan program pengendalian hama lalat buah melalui kegiatan AWM (Area Wide Management) di sentra utama mangga Gedong Gincu. Kerjasama dengan Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura ini terus dilakukan guna upaya pemenuhan kebutuhan ekspor mangga.
 
Dalam rapat koordinasi tersebut disepakati langkah-langkah yang akan diambil oleh masing-masing pemangku kepentingan untuk memenuhi persyaratan yang disyaratkan Pemerintah Jepang. Diperlukan kerja sama yang intensif untuk mewujudkan impian mangga Indonesia bisa tembus ke pasar Jepang.
 
“Koordinasi yang intensif akan menjadi kunci kesuksesan kita dalam meraih pasar Jepang,” pungkas Liferdi saat menutup rapat koordinasi.(*)
 

Iklan