Iklan

Iklan

,

Iklan

Melati Sebagai Komoditas Florikultura Unggulan di Jawa Tengah

Harian Berantas
Selasa, 07 November 2023, 10:28 WIB Last Updated 2023-11-07T03:33:39Z
 
Melati merupakan salah satu komoditas florikultura yang menjanjikan menjadi sorotan utama

HARIANBERANTAS.CO - Indonesia sangat memiliki peluang emas dalam pengembangan komoditas florikultura khususnya melati yang banyak diminati di pasar internasional, dan Jawa Tengah sebagai penghasil melati terbesar di Indonesia menjadi pusat perhatian dalam upaya pengembangan komoditas tersebut.
 
Direktur Jenderal Hortikultura Prihasto Setyanto mengatakan strategi utama peningkatan daya saing hortikultura adalah melalui pembangunan Kampung Hortikultura. Konsep ini bertujuan untuk mengkonsolidasikan kawasan hortikultura dan meningkatkan skala ekonomi.
 
“Kita akan fokus pada pengembangan Kampung-Kampung hortikultura yang sudah ada, bukan hanya pada sistem produksi, tetapi juga pada penyediaan benih berkualitas untuk pengembangannya,” kata Prihasto, Jumat (03/11/23).
 
Menurut Prihasto, melati merupakan salah satu komoditas florikultura yang menjanjikan menjadi sorotan utama. Selain digunakan dalam berbagai industri seperti minuman, dekorasi, kosmetik dan acara keagamaan, melati juga mendapat perhatian di pasar internasional.
 
Data statistik tahun 2022 menunjukkan 90,09% produksi melati Indonesia sekitar 22.574,01 ton berasal dari Jawa Tengah.
 
Sementara itu, Direktur Buah dan Florikultura Liferdi Lukman menjelaskan, pihaknya telah mengalokasikan dana untuk pengembangan kawasan Melati yang mencapai luas hingga 50.000 m2 melalui dana APBN, dimana 20.000 m2 diantaranya berada di Provinsi Jawa Tengah. Langkah ini diambil untuk memastikan persyaratan teknis Melati bisa dipenuhi.
 
Menurutnya, hasil pantauan tim lapangan pada akhir Oktober 2023 menunjukkan bahwa benih melati varietas Emprit Bandar Arum yang dibudidayakan oleh Pengangkar Benih Makmur Sentosa Yahir telah memenuhi persyaratan teknis minimal. Sebanyak 24.500 bibit Melati Emprit Bandar Arum akan diperuntukkan bagi penerima manfaat di Kabupaten Tegal.
 
Yahir selaku penangkar benih yang berperan aktif dalam menyediakan benih melati unggul menyatakan kesiapannya untuk memasok benih tersebut.
 
“Permintaan melati setelah pandemi Covid-19 terus meningkat, dan kurang lebih 50.000 benih melati kami siap saat ini. Harapan kami adalah agar varietas Emprit Bandar Arum semakin dikenal oleh masyarakat luas dan dapat memasok benih melati ke wilayah luar Pulau Jawa. ."
 
Tak hanya Yahir, generasi muda juga mulai melirik profesi petani melati. Zuhdi Ariri, petani melati milenial di Desa Depok, Batang, berhasil merintis produksi benih melati selama 3 tahun terakhir. Di lahan seluas 2 hektare, selain melati, Zuhdi juga mengembangkan komoditas lain seperti cabai dan mangga Garifta.
 
“Saya telah terdaftar sebagai penangkar benih bersertifikat dari BPSB Jawa Tengah, dan produksi berjalan lancar. Pembeli datang langsung dan melalui pemesanan online,” ujarnya.
 
Hal ini mencerminkan besarnya potensi generasi milenial untuk berperan di sektor pertanian dengan berbagai inovasi dan kreativitasnya. Pengembangan melati di Jawa Tengah tidak hanya meningkatkan ketahanan pangan tetapi juga memberikan peluang ekonomi yang menjanjikan.(*)


Iklan