![]() |
Wakil Ketua DPRD Jabar, Oleh Soleh. (Humas Dprd Jabar). |
HARIANBERANTAS.CO - Penggunaan Belanja Tak Terduga atau BTT oleh Pemerintah Daerah Provinsi (Pemdaprov) Jawa Barat untuk penanganan gempa di Kabupaten Sumedang mendapat dukungan dari Dewan.
DPRD Jabar mendorong Pemprov Jabar agar berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk tanggap darurat sementara sebelum realisasi APBD Provinsi Jabar Tahun Anggaran (TA) 2024.
“Karena sudah tahun 2024, anggaran kemarin (TA 2023) sudah closing. Apabila mengunakan BTT di TA 2024, proses penggunaan APBD murni (TA 2024) masih dalam proses evaluasi Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Nah, ini tentunya menjadi sebuah kendala,” kata Wakil Ketua DPRD Jabar, Oleh Soleh, di Kota Bandung, Selasa (2/1/2024).
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jawa Barat atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat harus segera melakukan penanganan bencana gempa bumi di Kabupaten Sumedang. Maka tanggap darurat sementara dari BNPB menjadi salah satu pilihan.
Selain itu, DPRD Jabar juga mendorong Pemprov Jabar untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Pemkab Sumedang termasuk BPBD Kabupaten Sumedang dalam penanganan atau penanganan gempa bumi agar tidak terjadi tumpang tindih.
“Pada prinsipnya tentunya DPRD Jawa Barat berharap Pemdsaprov Jabar cepat menanggulagi bencana gempa di Sumedang,” tegasnya.
Menjamin penyelamatan pengungsi, terpenuhinya kebutuhan dasar di pengungsian seperti ketersediaan sanitasi, air bersih, obat-obatan, dapur umum dan kebutuhan dasar pengungsi lainnya.
Kemudian memastikan pengungsi bisa mengakses tempat ibadah, sekolah darurat jika sudah masuk sekolah, relawan dan lain sebagainya.
Kemudian, jika memungkinkan, melakukan relokasi warga yang rumahnya terkena dampak gempa, termasuk warga yang tinggal di sesar di Kabupaten Sumedang, dan tindakan mitigasi bencana lainnya.
“DPRD Jawa Barat menyampaikan keprihatinan dan duka mendalam atas gempa yang terjadi di Kabupaten Sumedang. DPRD Jawa Barat akan mengawal penanganan bencana gempa di Kabupaten Sumedang, termasuk berencana akan meninjau lokasi terdampak,” pungkas Oleh Soleh.
Untuk diketahui, pada malam pergantian tahun baru 2024, Minggu (31/12/2023), Kabupaten Sumedang diguncang gempa sebanyak tiga kali. Gempa pertama berkekuatan magnitudo 4,1 mengguncang wilayah Kabupaten Sumedang, sekitar pukul 14.35 WIB. Titik gempa berada di timur laut Kabupaten Sumedang dengan kedalaman 7 kilometer.
Kemudian pada pukul 20:34:24 WIB wilayah Sumedang dan sekitarnya kembali diguncang gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini berkekuatan M=4,8. Pusat gempa terletak pada koordinat 6,85 Lintang Selatan dan 107,94 Bujur Timur, atau tepatnya berada di darat pada jarak 2 km timur laut Kabupaten Sumedang-Jawa Barat pada kedalaman 5 km.
“Hingga pukul 20.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 3 aktivitas gempabumi yang dirasakan di wilayah ini,” dikutip dari kerengan Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang, Hartanto.
Mengenai jenis dan mekanisme gempabumi itu, kata dia, dengan memperhatikan letak episenter dan kedalaman hiposenter, maka gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif di wilayah setempat. (ris).