![]() |
Anies Baswedan dan Ridwan Kamil (RK) di bursa calon gubernur di Jakarta pada pusaran Pilkada Jakarta. |
HARIANBERANTAS.CO - Isu Anies Baswedan terancam gagal maju di Pilgub DKI Jakarta terus menguat. Pasalnya, kabarnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan tinggalkan Anies Baswedan di Pilgub DKI Jakarta.
Sementara itu, Anies Baswedan juga mengaku kaget dengan pernyataan Jubir PKS, M. Kholid terkait tenggat waktu yang diberikan DPP PKS kepadanya untuk mencari dukungan partai lain agar duet Anies-Sohibul Iman bisa berlayar di Pilkada Jakarta 2024.
Hal itu disampaikan Anies pada sebuah rekaman suara yang ditujukan kepada Ketua DPW PKS, Khoirudin.
"Saya kaget aja mendengar jubir-jubir PKS di media mengatakan tenggat waktun 40 hari, deadline 4 Agustus sebagai deadline dari partai lain," kata Anies dalam rekaman tersebut, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (12/8/2024).
Pada kesempatan berbeda, sebagaimana tertuang dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (9/8/2024) yang telah beredar di sejumlah media, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Zainudin Paru turut menyampaikan ucapan salam perpisahan (pamitan-red) yang mengisyaratkan semakin besar kemungkinan Anies Baswedan batal pencalonannya di Pilgub DKI Jakarta.
Selain itu, Zainudin juga menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Anies Baswedan atas kiprahnya selama ini. Ia berharap upaya yang dilakukan Anies dapat menjadi amal kebaikan kedepannya.
Menurutnya, peluang partainya untuk mendorong pasangan Anies dan Sohibul Iman (AMAN) nyaris kandas, lantaran Anies dinilai telah gagal membantu menambal kekurangan 4 kursi yang dibutuhkan untuk syarat pencalonan, sementara PKS sebagai pemenang Pilkada DKI Jakarta telah menyediakan 18 kursi.
"Dengan telah lewatnya tenggat waktu 4 Agustus 2024 bagi Anies untuk mendapatkan partai koalisi agar menggenapkan 4 kursi PKS dari 22 kursi yang syarat dukungan 20 persen calon kepala daerah, Anies dan Shohibul Imam (AMAN) kemungkinan gagal jadi cagub (calon gubernur) atau cawagub (wakil gubernur) DKJ," ungkapnya.
Menanggapi perkembangan isu Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang akan bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan menyingkirkan Anies Baswedan di Pilgub, Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan mengingatkan agar dalam berpolitik jangan sampai terlalu dalam dibawah ke perasaan (baper).
Zulkifli menegaskan, berpolitik itu biasa saja. Ia pun mengatakan tidak perlu baper, bahkan sebelumnya ia sempat disebut murtad karena bergabung dengan pemerintahan Jokowi.
"Ya, itu saya kira pelajaran buat masyarakat, berpolitik itu biasa saja. Jangan sampai baperan, pakai (syarat) pokoknya. Saya dulu pernah dibilang murtad (karena masuk pemerintahan Jokowi)," kata Zulhas kepada wartawan di Kantor DPP PAN, Jakarta, Minggu (11/8/24).
Zulhas menjelaskan, KIM telah sepakat mencalonkan mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil (RK) sebagai calon gubernur di Jakarta. Jika resmi bergabung dengan KIM, PKS otomatis akan meninggalkan (hengkang-red) dari Anies Baswedan.(R.S/WAN)