![]() |
Ratusan warga Nagojor yang marah memadati Puskesmas Jawa Maraja, Minggu (26/1/25) pukul 20.00 WIB. |
HARIANBERANTAS.CO - kejadian tragis dialami salah satu warga Jawa Maraja berinisial Gira Sitompul (GR) 18, meninggal dunia setelah sempat dilarikan ke Puskesmas Jawa Maraja. GR merupakan korban kecelakaan yang terjadi tepatnya di jalan protokol Bah Jambi, Kecamatan Jawa Maraja, Kabupaten Simalungun, sekitar pukul 17.00 WIB, Minggu (26/1/25).
Akibat kejadian tersebut, ratusan warga yang marah langsung memadati Puskesmas Jawa Maraja. Pasalnya, saat korban GR dibawa ke Puskesmas, korban tidak tertangani karena tidak ada peralatan oksigen sehingga nyawa korban tidak dapat diselamatkan. Kejadian ini akhirnya memancing emosi ratusan warga Nagojor. Hal itu diutarakan oleh salah seorang warga (As) yang turut mendatangi Puskesmas Jawa Maraja.
"Usai kejadian di jalan protokol menuju Bah Jambi, korban GS langsung dibawa ke Puskesmas Jawa Maraja yang berjarak kurang lebih 800 meter dari lokasi kejadian. Tidak ada petugas puskesmas di tempat. Oksigen juga tidak ada, seandainya ada petugas dan oksigen mungkin korban tidak meninggal," ungkapnya.
Sementara itu, salah seorang tenaga honorer di Puskesmas Jawa Maraja berinisial (RN) saat dimintai keterangan mengakui bahwa Puskesmas tempatnya bekerja tidak memiliki fasilitas yang lengkap seperti oksigen. Ia juga mengakui saat korban datang ke Puskesmas, tidak ada pegawai yang bertugas.
"Memang fasilitas kami tidak lengkap, kami pun tidak ada yang bertugas hari ini, itu pun masih sempat teman saya datang untuk membantu korban, namun karena peralatan seperti oksigen tidak ada, jadi kami tidak berbuat apa-apa," tuturnya.
Masih di tempat yang sama, Kepala Desa Jawa Maraja, Parlindungan Manalu membenarkan bahwa salah satu warganya meninggal dunia dalam kecelakaan setelah sebelumnya dilarikan ke Puskesmas Jawa Maraja. Sementara itu, kata Parlindungan, salah satu rekan korban berinisial KO yang saat kejadian sedang berboncengan dengan korban terpaksa dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Benar, ada kecelakaan yang menghilangkan nyawa salah seorang warga berinisial GS yang masih sekolah di SMK Negeri Siantar. Sedangkan teman korban dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan," katanya.
"Akibat kurangnya pelayanan dari puskesmas kita, warga marah dan menuntut petugas puskesmas yang tidak sungguh-sungguh melayani masyarakat. Saat ini sudah kurang lebih 300 orang yang datang untuk menuntut kinerja Puskesmas. Maka saya datang kesini untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat, agar besok tuntutan masyarakat ini ditindaklanjuti, dan untuk memastikan tidak terjadi anarki, maka pangulu dan aparat Nagori Jawa Maraja juga turut membantu memberikan pemahaman kepada masyarakat dan membubarkan massa yang hadir agar besok kondisi ini bisa ditindaklanjuti ke dinas terkait," pungkas Parlindungan Manalu.
Pada hari yang sama, Kepala Puskesmas Jawa Maraja dr. Erik Sidabutar saat dikonfirmasi melalui WhatsApp miliknya mengatakan, pihaknya telah mendapatkan informasi mengenai pelayanan puskesmas tersebut yang dinilai sangat mengecewakan masyarakat. Sementara itu, terkait oksigen yang dipersoalkan warga, Erik tidak menampiknya karena saat itu, kata Erik, pihaknya tengah mengalami kelangkaan oksigen, sedangkan terkait permasalahan petugas piket, Erik juga menjelaskan bahwa sejak puskesmas dibangun, pihaknya memang belum memiliki petugas piket karena kekurangan tenaga pegawai.
Salah seorang tokoh masyarakat berinisal Siagian yang hadir di tengah-tengah aksi massa mengaskan bahwa hal itu tidak boleh dibiarkan. Ia menyebukan bahwa kejadian serupa sudah sering terjadi. Ia pun meminta kepada kepala desa untuk melaporkan kejadian ini kepada Bupati Simalungun agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Menurutnya, pelayanan Puskesmas yang buruk ini bukan yang pertama kali terjadi. Ia pun meminta kepada kepala desa untuk melaporkan kejadian ini kepada Bupati Simalungun.
“Ini harus diubah, kejadian ini tidak boleh terulang kembali," tegas Siagian. (TIM)